Koin gobog 1
Keterangan :
Magic coin – Gobog Wayang Malay Penisula
Magic coin – Gobog Wayang Malay Penisula
Front :
Foliage (tree) and stemmed stand holding traditional javanese cooked rice above hole.
Noble woman (Princess Candra Kirana), raising hand to touch stand, standing on left.
Noble Man (prince Panji Semirang) holding raised kris, standing on right.
Two mounds and leaves (3) standing on ground, marked with leaves and cannon below hole.
Foliage (tree) and stemmed stand holding traditional javanese cooked rice above hole.
Noble woman (Princess Candra Kirana), raising hand to touch stand, standing on left.
Noble Man (prince Panji Semirang) holding raised kris, standing on right.
Two mounds and leaves (3) standing on ground, marked with leaves and cannon below hole.
Back :
Arabic inscription above hole “Yasin”
Male servant (Doyok – Merdah), holding round ended spear, standing on left.
Male Servant (Bancak – Tualen), holding pointed and barbed spear, standing on right.
Spears crossing above hole.
Servants standing within frame.
Uncertain object standing on ground, marked with leaves and bowl below hole.
Arabic inscription above hole “Yasin”
Male servant (Doyok – Merdah), holding round ended spear, standing on left.
Male Servant (Bancak – Tualen), holding pointed and barbed spear, standing on right.
Spears crossing above hole.
Servants standing within frame.
Uncertain object standing on ground, marked with leaves and bowl below hole.
Panji Semirang is characters from the wayang gedog repertoire of the
Javanese shadow puppet theater.
Princess Candra Kirana is Panji,s wife.
Bancak and Tualen is panakawan figures in wayang gedog
Princess Candra Kirana is Panji,s wife.
Bancak and Tualen is panakawan figures in wayang gedog
Syiling ini juga dimiliki Muzeum Nasional Malaysia.
Namun Fakta yang dikemukakan Joe Cribb,
disebutkan Gobog wayang asli made by Javanese (Jawa). penyebaran keluar pulau Jawa dibawa suku Jawa yang merantau dan menetap diluar Pulau Jawa, seperti Malaysia, dan sekitarnya beberapa
abad silam.
Mereka membawa serta budaya Jawa.
Mereka membawa serta budaya Jawa.
Syiling gobog 2
Sekilas Mengenai Gobog Wayang
Syiling gobog 3
Sir Thomas Stamford Raffless adalah orang yang pertama kali menulis
tentang koin Gobog Wayang, sewaktu menduduki posnya sebagai Gubernur
Jendral Inggris di Jawa tahun 1811-1816. Setelah Jawa diserahkan kembali
kepada Belanda, Raffles pulang ke Inggris, dimana pada tahun 1817
beliau menerbitkan bukunya yang sangat termasyur “The History of Java”.
Selain penggemar seni, Raffles adalah seorang kolektor mata uang.
Bersama kepulanganya ke Inggris ikut dibawa juga 106 koin gobog wayang
dari Jawa. Koin ini bertambah lima buah lagi kiriman dari William
Marsden (Pengarang buku”History of Sumatra”), dimana koin-koin tersebut
tadinya adalah pemberian dari Raffles. Sampai sekarang koleksi koin-koin
Gobog wayang Raffles masih dapat dilihat di British Museum, London.
Setelah tulisan Raffles muncul dalam buku The History of Java, bermunculan tulisan-tulisan dan pendapat-pendapat baru mengenai koin Gobog Wayang, seperti yang ditulis oleh Baron S. De Chaudir dalam buku yang diterbitkan di St.Petersburg tahun 1842; lalu oleh W.R. van Hoevell, ketua dari The Bataviaasch Genootschap pada jurnal tahunannya tahun 1847; berikutnya Netscher & van der Chijs tahun 1863; dan H.C Millies seorang Professor dari Universitas Utrecht tahun 1871. Yang terakhir sekali,Joe Cribb seorang kurator dari the British Museum dalam bukunya yang terbit tahun 1999.
Walaupun telah beberapa kali dibahas panjang lebar dalam buku-buku dan artikel-artikel yang telah diterbitkan sebelumnya, namun perdebatan mengenai koin wayang masih terus berlanjut. Perdebatan masih berkisar tentang ‘what, where, when, who, why, how’. Dalam arti bahwa sampai saat ini keberadaan dan kegunaan koin gobog wayang masih belum dapat terpecahkan sepenuhnya. Masing-masing orang mempunyai pendapatnya sendiri-sendiri. Namun dari semua pendapat para ahli diatas, yang paling masuk diakal dan dapat diterima adalah pendapat dari Prof. H.C. Millies dan Joe Cribb.
Tulisan Raffles dalam bukunya perihal gobog wayang, beliau mendapat penjelasan dari Kiai Adipati Demak (Sura Adimenggala, Bupati Semarang). Namun penjelasan sang Kiai bukanlah pendapat yang bersifat ilmiah. Beliau hanya melihat gambar-gambar yang ada pada koin tersebut, dan dari gambar itu akhirnya diartikan dan diketahui kapan koin-koin wayang itu dibuat.
Chaudir mengatakan bahwa koin gobog wayang adalah semacam “temple medals”, yang mirip dengan koin-koin candi yang serupa dari China dan Jepang. Netscher & van der Chijs mengatakan bahwa koin gobog wayang dibuat sesuai tradisi Hindu Budha pada jaman Pra-Islam di Jawa. Mereka juga mendapat penjelasan dari orang-orang tua Jawa, yang mengatakan bahwa gobog adalah koin yang dulu juga pernah beredar sebagai alat pembayaran.
Satu gobog sama dengan 5 keteng (koin cash Cina yang dulu umum beredar di Jawa). 400 gobog sama dengan satu buah Dirham perak, dan 4000 buah gobog adalah senilai satu buah Dirham emas. Tetapi Millis mengatakan sebaliknya dimana beliau mempunyai argumen bahwa gobog wayang bukan termasuk waktu itu tidak dipakai sebagai alat tukar menukar. Koin gobog wayang adalah semacam jimat, yang merupakan tiruan dari koin-koin candi dari Cina, tetapi menggambarkan legenda-legenda kuno Jawa pada jaman dulu. Menurut pendapatnya, bahwa cerita wayang dimulai setelah pengenalan Islam di Jawa, sehingga dapat disimpulkan bahwa koin-koin gobog wayang dibuat kira-kira dari abad ke-16. Yang menarik dari uraiannya, Millies mengklasifikasikan koin-koin gobog wayang dalam beberapa tipe. Koin wayang dengan gambar lelaki dan wanita dibawah pohon adalah jenis koin gobog wayang yang paling tua. Anehnya setelah pendapat Millies dilansir tahun 1871, setelah itu hampir tidak ada pendapat lain yang berarti mengenai koin wayang itu, hingga muncul argumentasi dari Joe Cribb pada tahun 1999, setelah waktu berjalan selama 128 tahun!
Dalam bukunya “Magic Coins of Java, Bali and Malay Peninsula” Joe Cribb memberikan pendapat bahwa koin gobog wayang adalah sebuah benda bentuk dan desain yang mengandung unsur ‘Magical’. Cribb juga membedakan koin-koin wayang dalam beberapa klasifikasi, dimana koin wayang dengan gambar lelaki dan wanita dibawah pohon adalah gambaran cerita tentang Panji Semirang. Panji Semirang adalah sebuah cerita Jawa kuno, yang menceritakan kisah cinta antara Raden Inu Kertapati dari Kerajaan Kahuripan, dengan Candra Kirana dari kerajaan Daha. Karena rasa iri hati Galuh Ajeng dan kesewanang-wenangan ayahnya, Candra Kirana melarikan diri dan akhirnya menyamar sebagai laki-laki dengan nama Panji Semirang Asmarantaka. Panji selalu ditemani oleh dua wanita pengikutnya yang setia, yaitu Ken Bayan dan Ken Sangit, yang juga menyamar sebagai laki-laki.
Selain koin wayang dari Jawa, ada juga jenis-jenis koin wayang yang dibuat di Bali atau Lombok. Pada umumnya koin model Bali/Lombok, pada bagian belakang koinya masih menggunakan simbol koin dari Dinasti Qing. Sebenarnya masih banyak lagi temuan-temuan baru, yang sampai sekarang belum pernah dilakukan penelitian secara lebih mendalam. Temuan-temuan baru yang berupa koin-koin dari metal dengan bentuk dan desain yang berbeda dengan jenis-jenis sebelumnya, pada umumnya ditemukan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sebagai contoh lainya adalah temuan semacam cap yang terbuat dari terracotta ini. Barang-barang ini diperoleh dari daerah Trowulan, Jawa Timur, dimana pada jaman dulu merupakan ibukota kerajaan Majapahit.
Gambar pada terracotta ini ada bermacam-macam, seperti laba-laba, gajah, ada juga gambar lelaki dan perempuan yang sedang berhadap-hadapan, dan sebagainya. Walaupun para ahli telah mengemukakan pendapat pendapatnya, namun hingga sekarang belum dapat diketahui dengan pasti kapan dan apa kegunaan dari koin gobog wayang tersebut dibuat. Diharapkan pada kemudian hari akan muncul pendapat-pendapat baru lainya yang dapat memberikan masukan-masukan yang berharga untuk study tentang koin-koin gobog wayang ini. Dan bagaimana cara membaca koin wayang ? Apa arti benda-benda aneh yang ada pada koin-koin wayang tersebut?
Oleh : Puji Harsono (bagi yang belum mengenal Pak Puji yang mengadakan Java Auction)
Diambil dari buku NUMISMATIKA ANI (Asosiasi Numismatika Indonesia) JABAR No. 2 edisi Juli 2005
Setelah tulisan Raffles muncul dalam buku The History of Java, bermunculan tulisan-tulisan dan pendapat-pendapat baru mengenai koin Gobog Wayang, seperti yang ditulis oleh Baron S. De Chaudir dalam buku yang diterbitkan di St.Petersburg tahun 1842; lalu oleh W.R. van Hoevell, ketua dari The Bataviaasch Genootschap pada jurnal tahunannya tahun 1847; berikutnya Netscher & van der Chijs tahun 1863; dan H.C Millies seorang Professor dari Universitas Utrecht tahun 1871. Yang terakhir sekali,Joe Cribb seorang kurator dari the British Museum dalam bukunya yang terbit tahun 1999.
Walaupun telah beberapa kali dibahas panjang lebar dalam buku-buku dan artikel-artikel yang telah diterbitkan sebelumnya, namun perdebatan mengenai koin wayang masih terus berlanjut. Perdebatan masih berkisar tentang ‘what, where, when, who, why, how’. Dalam arti bahwa sampai saat ini keberadaan dan kegunaan koin gobog wayang masih belum dapat terpecahkan sepenuhnya. Masing-masing orang mempunyai pendapatnya sendiri-sendiri. Namun dari semua pendapat para ahli diatas, yang paling masuk diakal dan dapat diterima adalah pendapat dari Prof. H.C. Millies dan Joe Cribb.
Tulisan Raffles dalam bukunya perihal gobog wayang, beliau mendapat penjelasan dari Kiai Adipati Demak (Sura Adimenggala, Bupati Semarang). Namun penjelasan sang Kiai bukanlah pendapat yang bersifat ilmiah. Beliau hanya melihat gambar-gambar yang ada pada koin tersebut, dan dari gambar itu akhirnya diartikan dan diketahui kapan koin-koin wayang itu dibuat.
Chaudir mengatakan bahwa koin gobog wayang adalah semacam “temple medals”, yang mirip dengan koin-koin candi yang serupa dari China dan Jepang. Netscher & van der Chijs mengatakan bahwa koin gobog wayang dibuat sesuai tradisi Hindu Budha pada jaman Pra-Islam di Jawa. Mereka juga mendapat penjelasan dari orang-orang tua Jawa, yang mengatakan bahwa gobog adalah koin yang dulu juga pernah beredar sebagai alat pembayaran.
Satu gobog sama dengan 5 keteng (koin cash Cina yang dulu umum beredar di Jawa). 400 gobog sama dengan satu buah Dirham perak, dan 4000 buah gobog adalah senilai satu buah Dirham emas. Tetapi Millis mengatakan sebaliknya dimana beliau mempunyai argumen bahwa gobog wayang bukan termasuk waktu itu tidak dipakai sebagai alat tukar menukar. Koin gobog wayang adalah semacam jimat, yang merupakan tiruan dari koin-koin candi dari Cina, tetapi menggambarkan legenda-legenda kuno Jawa pada jaman dulu. Menurut pendapatnya, bahwa cerita wayang dimulai setelah pengenalan Islam di Jawa, sehingga dapat disimpulkan bahwa koin-koin gobog wayang dibuat kira-kira dari abad ke-16. Yang menarik dari uraiannya, Millies mengklasifikasikan koin-koin gobog wayang dalam beberapa tipe. Koin wayang dengan gambar lelaki dan wanita dibawah pohon adalah jenis koin gobog wayang yang paling tua. Anehnya setelah pendapat Millies dilansir tahun 1871, setelah itu hampir tidak ada pendapat lain yang berarti mengenai koin wayang itu, hingga muncul argumentasi dari Joe Cribb pada tahun 1999, setelah waktu berjalan selama 128 tahun!
Dalam bukunya “Magic Coins of Java, Bali and Malay Peninsula” Joe Cribb memberikan pendapat bahwa koin gobog wayang adalah sebuah benda bentuk dan desain yang mengandung unsur ‘Magical’. Cribb juga membedakan koin-koin wayang dalam beberapa klasifikasi, dimana koin wayang dengan gambar lelaki dan wanita dibawah pohon adalah gambaran cerita tentang Panji Semirang. Panji Semirang adalah sebuah cerita Jawa kuno, yang menceritakan kisah cinta antara Raden Inu Kertapati dari Kerajaan Kahuripan, dengan Candra Kirana dari kerajaan Daha. Karena rasa iri hati Galuh Ajeng dan kesewanang-wenangan ayahnya, Candra Kirana melarikan diri dan akhirnya menyamar sebagai laki-laki dengan nama Panji Semirang Asmarantaka. Panji selalu ditemani oleh dua wanita pengikutnya yang setia, yaitu Ken Bayan dan Ken Sangit, yang juga menyamar sebagai laki-laki.
Selain koin wayang dari Jawa, ada juga jenis-jenis koin wayang yang dibuat di Bali atau Lombok. Pada umumnya koin model Bali/Lombok, pada bagian belakang koinya masih menggunakan simbol koin dari Dinasti Qing. Sebenarnya masih banyak lagi temuan-temuan baru, yang sampai sekarang belum pernah dilakukan penelitian secara lebih mendalam. Temuan-temuan baru yang berupa koin-koin dari metal dengan bentuk dan desain yang berbeda dengan jenis-jenis sebelumnya, pada umumnya ditemukan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sebagai contoh lainya adalah temuan semacam cap yang terbuat dari terracotta ini. Barang-barang ini diperoleh dari daerah Trowulan, Jawa Timur, dimana pada jaman dulu merupakan ibukota kerajaan Majapahit.
Gambar pada terracotta ini ada bermacam-macam, seperti laba-laba, gajah, ada juga gambar lelaki dan perempuan yang sedang berhadap-hadapan, dan sebagainya. Walaupun para ahli telah mengemukakan pendapat pendapatnya, namun hingga sekarang belum dapat diketahui dengan pasti kapan dan apa kegunaan dari koin gobog wayang tersebut dibuat. Diharapkan pada kemudian hari akan muncul pendapat-pendapat baru lainya yang dapat memberikan masukan-masukan yang berharga untuk study tentang koin-koin gobog wayang ini. Dan bagaimana cara membaca koin wayang ? Apa arti benda-benda aneh yang ada pada koin-koin wayang tersebut?
Oleh : Puji Harsono (bagi yang belum mengenal Pak Puji yang mengadakan Java Auction)
Diambil dari buku NUMISMATIKA ANI (Asosiasi Numismatika Indonesia) JABAR No. 2 edisi Juli 2005
Syiling gobog 3
Syiling Gobog 4
Gobog 7
Semua syiling di atas adalah original. Memang rare. Kepunyaan seorang kawan dan merupakan barang warisan turun temurun dah beratus tahun. Ingin di maharkan jika kena dengan harganya. Ramai yang berkenan sejak dulu cuma owner tak setuju dengan harga, biarlah 4 angka untuk barang rare.
I have six of these coins for sale
ReplyDeleteI'd like to buy all these coins.
DeletePlease send an email with the prices.
hello kim jung hwon,,i have this money,,edienganjuk@gmail.com
Deletesy ade gobog 1 nk call 0177073951
ReplyDelete5 angka pun boleh sedare "
ReplyDeleteAde bos.. whatsapp 0105122686
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletemakasih gan buat infonya dan semoga bermanfaat
ReplyDeleteSaya punya 1 syilling gobog seperti no 4,kl minat silahkan telpon 085345322702
ReplyDeleteHambaade gobok 6
ReplyDeleteSaya punya 2 siling.ini dan 1 semar mesem
ReplyDeleteSaya ada satu gobog 4 .. jika berminat boleh whatsapp +601164555227
ReplyDelete.
2020
saya ada no.1 punya boleh whatsapp 0185789506
ReplyDeleteSaya ada 1coin duit Yasin,wa 081257369071
ReplyDeletesaya ada 1 syiling gobog 5
ReplyDeletesaya ada 1 syiling gobog 5,
ReplyDeletecall no 0179037218
Ask permition to share picture and information to Fb group CLUB OEANG REVOLOESI - CORE. Tq
ReplyDeleteSy ade 2 coin sama dlm gmbr no3..
ReplyDeleteAde yg brminat..
0169010069..wsup
Assalamualaikum...
ReplyDeleteYg punya syilling gobong no 7 hub ke no 085321788855 / 087898095574
ReplyDeleteAda no 1 bos
DeleteAda no.1 bos
Deletewhatsapp saya di +601157711807. Saya ada gobog 7
DeleteSaye ade no 7
Deletedicari, logam kuningan zaman kuno yang ditemukan di desa jatisobo, polokarto
ReplyDeletemungkin sudah cukup lama siapatau ayang ounya bisa share foto dulu
Saya ada nomer 7.
DeleteSaya ada dua. WhatsApp. Saya
ReplyDelete